Part IV
Sengsarannya
Kalau Putus
Mungkin hal itu yang buat aku
nggak betah pacaran sama Gilang, jadi kita putus. Aku nyesel banget, karna kami
putus itu penybabnya aku, dan sekarang aku sendiri yang sengsara. Meniti hari
tanpa kehadirannya, tanpa smsnya, tanpa . . . . . cintanya. Entah mengapa
tanpanya aku tak berdaya, seperti kehilangan separuh nyawa. Tanpanya, hatiku
sepi, dan terasa sakit saat ku ingat dia. Aku tak tau sudah berapa liter air
mataku kalau di tampung ember. Kalau boleh aku milih mending sakit gigi dari
pada sakit hati, bener banget tuh yang nyiptain lagu itu.
Sejak aku putus sama Gilang,
kegiatanku setelah pulang sekolah ya cuma gelundungan di kasur, habis nggak ada
yang sms lagi apa, udah makan apa belum, pulang sekolah jam berapa, udah sholat
belum, dan semua itu yang dulu di lakukan sama Gilang. Aku kangen panggilan
beb, aku kangen Gilang, aku kangen sms-sms nya, dan aku nggak betah harus
nangis (sebenernya nggak sampai nangis sih cm bengong heheh) saat aku inget
sama Gilang. Di tambah lagi di kelas selalu nyetel lagu galau, bikin hati aku makin
nggak karuan.
Tapi kata-kata temenku yang bikin
aku kuat, nasehat-nasehatnya yang bikin aku tegar. Aku mencoba untuk
melupakannya dan menganggapnya sebagai temanku. Walaupun hatiku masih terasa
sakit tapi aku mencoba untuk menahan air mata. Jika aku diberi kesempatan lagi
aku akan kembali dan nggak akan aku ulangi kesalahan yang dulu aku lakukan.
Cinta yang dulu menyenangkan kini
berubah jadi menyakitkan. Ternyata kalau udah jadi mantan malah musuhan. Cinta
itu kaya makanan, waktu masuk mulut rasanya enak tapi kalau udah jd e’ek
dibuang lewat belakang. Gitu juga sama pacaran, awalnya aja sayang-sayangan
tapi akhir-akhirnya kalau dah jadi mantan di cuekin gitu aja.
Dan ini nih lagu yang pas banget buat kisah aku yang ini
“Bila ku ingat tentangmu
Dalam rapuhnya hatiku
Semua kenangan yang kini
Terkubur oleh rasa sesakku
Di tengah-tengah kesepian hatiku
Yang berjuang 'tuk dapat hidup tanpamu
Yang tiada lagi mencintaiku
Tuhan tolong tunjukkan bila memang aku yang salah
Di saat kau putuskan takdir kami untuk terpisah
Agar takkan kuulangi lagi kesalahanku pada dirinya yang dulu
Membuatnya pergi dariku
Kini kan kuhancurkan mimpiku
Yang dulu t'lah kurangkai untukmu
Biarlah kenangan yang jadi bukti
Betapa berartinya kau untukku
Ku ciptakan sebuah lagu
Lagu terakhir untukmu
Lagu yang penuh emosi
Tentang betapa hancurnya hatiku
Bila nanti kau dengarkan lagu ini
Yang ku buat walau tiada ku mengerti
Alasannya membuat kau pergi”
Dalam rapuhnya hatiku
Semua kenangan yang kini
Terkubur oleh rasa sesakku
Di tengah-tengah kesepian hatiku
Yang berjuang 'tuk dapat hidup tanpamu
Yang tiada lagi mencintaiku
Tuhan tolong tunjukkan bila memang aku yang salah
Di saat kau putuskan takdir kami untuk terpisah
Agar takkan kuulangi lagi kesalahanku pada dirinya yang dulu
Membuatnya pergi dariku
Kini kan kuhancurkan mimpiku
Yang dulu t'lah kurangkai untukmu
Biarlah kenangan yang jadi bukti
Betapa berartinya kau untukku
Ku ciptakan sebuah lagu
Lagu terakhir untukmu
Lagu yang penuh emosi
Tentang betapa hancurnya hatiku
Bila nanti kau dengarkan lagu ini
Yang ku buat walau tiada ku mengerti
Alasannya membuat kau pergi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar