RANGKUMAN MATERI LENGKAP BAHASA INDONESIA KELAS 8 - UAS SEMESTER 2 - 2011/2012
MATERI SASTRA – SPESIFIKASI DRAMA:
1. KONFLIK DALAM DRAMA/NOVEL: Pertentangan atau ketegangan atau perang atas suatu masalah.
2. MACAM KONFLIK, SETIDAKNYA ADA 2 :
a. KONFLIK BATIN: konflik yang terjadi pada seorang tokoh yang konfliknya bersumber dari dirinya sendiri. Konflik yang terbangun karena pada beda pendapat antara hati dengan pikirannya terhadap suatu masalah.
b. KONFLIK LAHIR: konflik ini kebalikan dari konflik batin, yakni konflik yang terbangun karena si tokoh bertentangan prinsip/pendapat dengan tokoh lain, bukan dengan dirinya sendiri.
3. UNSUR PEMBANGUN DALAM KARYA SASTRA:
a. UNSUR INTRINSIK/UNSUR DALAM: (1) tema, (2) alur/plot, (3) tokoh/penokohan, (4) latar (tempat, waktu, suasana), dan (5) amanat/maksud cerita.
b. UNSUR EKTRINSIK/UNSUR LUAR: (1) sang penulis/pengarang, (2) latar belakang penulis (ekonomi, politik, pendidikan, dll), (3) situasi zaman.
4. TEMA: Tema bukanlah judul. Tema adalah inti, pokok, gagasan yang melandasi seluruh cerita. Atau semangat yang hendak disampaikan sebuah cerita kepada pembacanya. Misal, novel “Negeri 5 Menara” adalah novel yang mengusung tema tentang pentingnya pendidikan dan motivasi meraih cita-cita.
5. TOKOH/PENOKOHAN: Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita. Tokoh-tokoh ini biasanya memiliki berbagai karakter atau watak dengan perilaku yang membuat suatu cerita berkembang.
6. TOKOH, BERDASAR PERANNYA TERBAGI 2:
a. TOKOH UTAMA: Tokoh yang menjadi pusat cerita. Biasanya mendapat porsi penceritaan yang lebih banyak dibanding tokoh-tokoh lainnya.
b. TOKOH PENDUKUNG: Tokoh-tokoh yang diceritakan utuk membantu berkembangnya cerita si tokoh utama. Bisanya, porsi penceritaannya sedikit.
7. TOKOH, BERDASAR WATAKNYA TERBAGI 2:
a. TOKOH PROTAGONIS: Wataknya baik.
b. TOKOH ANTAGONIS: Wataknya buruk atau jahat.
8. ALUR/PLOT: Rangkaian atau urutan peristiwa dalam cerita.
9. ALUR TERBAGI 3:
a. ALUR MAJU: Peristiwa cerita dimulai dari awal hingga akhir berjalan sesuai urutannya. Misal, seorang tokoh diceritakan dari mulai dia lahir, berkembang, hingga kematiannya.
b. ALUR MUNDUR/FLASH BACK: Peristiwa cerita dimulai dari masa kini, namun cerita berjalan ke masa lalunya.
c. ALUR MAJU-MUNDUR/ZIGZAG: Peristiwa cerita berjalan dimulai dari masa lalu, berjalan ke masa kini, lalu ke masa lalu lagi. Atau bisa juga sebaliknya. Yang jelas, peristiwa cerita terjalin secara bolak-balik. Novel “Negeri 5 Menara” termasuk menggunakan alur ini.
10. LATAR/SETING: Tempat, waktu, atau suasana yang ada dalam cerita.
11. LATAR/SETING TERBAGI 3:
a. LATAR TEMPAT: Tempat-tempat yang dijadikan dasar cerita: rumah, sekolah, kamar, pasar, bioskop, kelas, jalan raya, mal, dan masih banyak lagi.
b. LATAR WAKTU: Waktu-waktu yang dijadikan dasar cerita: nama hari, tanggal, jam, pagi, siang, sore, malam, dan seterusnya.
c. LATAR SUASANA: Suasana tempat atau keadaan tokoh yang saat tersebut dijadikan dasar cerita: mendung, cerah, hujan, sedang marah, gelisah, takut, berani, dan lain sebagainya.
12. AMANAT: Setiap cerita pasti memiliki amanat. Artinya, setiap cerita pasti memiliki sebuah harapan untuk pembacanya. Harapan-harapan ini adalah hal-hal yang ingin disampaikan oleh si pencerita/pengarang melalui inti cerita yang dibuatnya. Misal, novel “Negeri 5 Manara” mengamanatkan kepada pembaca agar terus berjuang meraih cita-cita meskipun dalam kondisi yang serba kekurangan, sebab cita-cita yang terus menerus diusahakan pasti akan menuai hasilnya dengan baik sesuai keinginan. Bahasa lainya: man jadda wajadda, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
MATERI KALIMAT
1. KALIMAT SANGGAHAN: Kalimat yang isinya digunakan untuk menyangkal pendapat orang lain. Tentu saja, penyangkalan harus tetap menggunakan bahasa yang sopan dan baik agar dialog/diskusi berjalan dengan saling menghargai.
2. CONTOH KALIMAT SANGGAHAN:
a. Pada dasarnya saya setuju dengan pendapat saudara/anda, namun akan lebih bijaksana jika kenaikan harga BBM ditunda terlebih dahulu hingga menemukan waktu yang pas untuk dinaikkan. (INI CONTOH KALIMAT PENYANGKALAN YANG BAIK)
b. Saya sama sekali tidak setuju dengan pendapat saudara/anda. Pendapat anda itu sangat aneh dan menjijikkan! (INI CONTOH KALIMAT PENYANGKALAN YANG KURANG BAIK)
3. PERGESERAN MAKNA KATA/KALIMAT: Beberapa makna kata/kalimat yang sering kita pakai, sadar atau tidak, sebenarnya banyak yang mengalami perubahan makna. Ada makna yang meluas, ada pula yang menyempit. Berikut penjelasannya:
a. MAKNA MELUAS: Makna kata/kalimat yang awalnya atau dahulu kata tersebut bermakna sempit namun seiring perkembangan zaman akhirnya kata tersebut berubah makna dan perubahannya menjadi lebih luas. Misal, kata “Ibu”, “Bapak”, “Kakak”, “Abang”, dll. Perhatikan, dahulu, kata “Ibu” digunakan sebagai sapaan hanya ditujukan kepada orang yang telah melahirkan kita saja yaitu ibu kandung kita. Namun kemudian artinya meluas. Coba saja perhatikan ketika siswa menyapa guru perempuannya pasti menggunakan kata “Ibu”, padahal guru perempuan itu bukan ibu kandungnya. Artinya, sekarang kata “Ibu” juga dipakai untuk menyapa orang lain yang bukan ibu kandung kita sendiri. Begitu juga dengan makna kata “Bapak”, “Abang”, “Adik”, dll. Terbayang atau mudah dipahami, kan?
b. MAKNA MENYEMPIT: Makna kata/kalimat yang awalnya atau dahulu bermakna lebih luas, namun seiring zaman kemudian makna kata tersebut menjadi terbatas pada hal-hal atau orang-orang tertentu saja. Misal, kata “Sarjana” dahulu dipakai atau disematkan untuk siapa pun yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang pandai atau cerdas ilmunya meskipun dia tidak sekolah atau tidak mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Namun sekarang, kata “Sarjana” malah bermakna sempit. Sebab kini “Sarjana” menjadi titel atau label bagi siapa saja yang hanya telah lulus kuliah S1 di perguruan tinggi. Terbayang atau mudah dipahami, kan?
MATERI PUISI
1. JENIS SASTRA TERBAGI 2: (a) PUISI, dan (b) PROSA.
2. JENIS PUISI ANTARA LAIN: puisi, sajak, syair, pantun, gurindam, mantra.
3. JENIS PROSA ANTARA LAIN: novel, novelet, cerpen, cerita mini, drama.
4. UNSUR POKOK DALAM PUISI: tema, diksi, rima, dan gaya bahasa.
5. TEMA dalam puisi: gagasan pokok yang hendak diungkapkan oleh sang penyair.
6. DIKSI: pilihan kata yang digunakan penyair. Kata-kata yang digunakan dlm puisi sering bersifat konotatif atau memiliki kemungkinan makna yang lebih dari satu dan puitis atau mempunyai efek keindahan.
7. RIMA: sering juga disebut sebagai sajak atau persamaan bunyi, baik pada awal, tengah, atau di akhir bait puisi. Paling sering sih biasanya di setiap akhir bait. Penggunaan rima ini biasanya untuk mendukung perasaan atau suasana hati.
8. GAYA BAHASA: unsur pilihan kata atau cara bertutur yang menjadikan puisi lebih terasa hidup dan menjelaskan gambaran angan.
9. CITRAAN dalam puisi: unsur yang menonjol dari fungsi panca indera kita saat kita membaca citraan dalam puisi tersebut.
10. CITRAAN dalam pusi terbagi 4:
a. CITRAAN PENGLIHATAN: gambaran puisi yang saat dibaca seolah-olah gambaran tersebut dapat kita lihat secara jelas. Dalam kalimat-kalaimat tersebut yang paling menonjol gambarannya adalah gambaran penglihatan. Misal: bunga itu merekah saat pagi datang dengan semburat cahaya keemasan.
b. CITRAAN PENDENGARAN: gambaran yang terdapat dalam kalimat puisi tersebut seolah-olah kita mendengar dengan jelas suara-suara yang digambarkan oleh sang penyair. Misal: deru tank yang melintas di jalanan berbaur dengan letusan bedil dan teriakan para demonstran masih terngiang dalam ingatanku. Atau: Ping di atas pong, pong di atas ping.
c. CITRAAN PENCIUMAN: gambaran yang terdapat dalam kalimat puisi tersebut seolah-olah kita mencium dengan jelas bau-bauan yang digambarkan oleh sang penyair. Misal: Aku muntah. Betapa bau. Mayat-mayat terbakar. Semua terkapar.
d. CITRAAN PERASAAN: gambaran yang terdapat dalam kalimat puisi tersebut seolah-olah kita dapat merasakan suasana dengan jelas gambaran yang digambarkan oleh sang penyair. Misal: Angin turun. Perlahan. Merayap di tangan, leher, dan dadaku. Dingin tiada terkira.
11. BAHASA PUISI biasanya penuh dengan MAJAS/PERUMPAMAAN.
12. JENIS MAJAS/PERUMPAMAAN ada banyak, antara lain: personifikasi, metafora, hiperbola, ironi, perulangan.
13. MAJAS PERSONIFIKASI: perumpamaan yang mengumpamakan benda bukan manusia dijadikan seolah-olah dapat berlaku layaknya watak atau kebiasaan manusia. Misal: Ombak mencium bibir pantai. Penjelasannya: Ombak benda bukan manusia, tapi dibuat kalimatnya menjadi seolah-olah dapat berlaku seperti manusia, karena ditambahkan dengan kata “mencium”. Contoh lain: Daun kelapa itu melambai-lambai kepadaku.
14. MAJAS METAFORA: mengumpamakan sesuatu (orang atau bukan orang) dengan sifat atau julukannya. Misal: Raja hutan meraung-raung mencari mangsanya. Penjelasan: “Raja hutan” adalah perumpamaan dari sifat atau julukan kepada “singa” karena “singa” sering dianggap sebagai penguasa hutan. Contoh lain: Setan Merah akhirnya memenangkan pertandingan 2-0 saat melawan Si Nyonya Besar. (Setan Merah = julukan klub sepak bola Manchaster United dan Si Nyonya Besar = julukan klub sepakbola Juventus).
15. MAJAS IRONI: pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Misal: Bagus sekali nilai rapotmu, kawan, sampai-sampai banyak merahnya.
16. MAJAS HIPERBOLA: penyataan yang sengaja dilebih-lebihkan. Misal: Tabunganku sudah segunung. Atau: Tangannya bengkak sebesar gajah bunting. Dll.
17. MAJAS PERULANGAN: mengulang huruf depan atau belakang pada kata-kata kata yang terdapat pada satu bait. Misal: kau keraskan kalbunya. Atau: Mati api di dalam hati.
18. UNGKAPAN: gabungan dua kata dalam sebuah kalimat yang mempunyai makna baru. Misal: Jantung hati datanglah kemari. Penjelasan: di sana terdapat kata “jantung” dan “hati”. Sewaktu belum digabung, masing-masing punya makna sendiri-sendiri, tapi ketika digabung, dua kata tersebut jadi memiliki makna yang baru. Jantung+hati = kekasih atau seseorang yang disayangi.
MATERI BERITA
1. BERITA TERBAGI 2 BENTUK: HARD NEWS dan FEATURE.
2. HARD NEWS: berita yang disusun hanya sesuai pokok beritanya saja. Artinya, berita dibuat ketat hanya seputar 5W1H saja. Tidak dibuat seperti cerita dan tidak mementingkan unsur perasaan atau suasana.
3. FEATURE: kebalikan dari HARD NEWS: berita yang disusun dengan memasukkan unsur cerita secara detil dan memasukkan juga unsur perasaan dan suasana di tempat peristiwa. Berita seperti ini dibuat mirip sekali dengan sebuah cerita. Misalnya, berita tentang perjalanan pariwisata.
4. Ada juga berita yang disajikan dalam bentuk PETUNJUK. Misalnya, berita tentang disain atau tata letak sebuah rumah, cara mengolah/membuat suatu makanan, atau cara menyajikan sesuatu secara detil dan bertahap.
5. Pelajari lebih dalam lagi tentang 5W1H (what/apa, where/di mana, when/kapan, why/mengapa, who/siapa, dan how/bagaimana).
6. Pelajari lebih dalam lagi tentang perbandingan dua berita.
MATERI LAIN-LAIN
1. Pelajari lebih dalam lagi tentang PENULISAN HURUF KAPITAL yang benar (nama sapaan, nama orang, nama jalan, tingkat jabatan, nama tempat, nama hari/bulan, letak geografis, dll). Contoh yang betul dalam kalimat: “Saya lupa, Bu. Maafkan saya.”
2. Pelajari lebih dalam lagi tentang RESENSI dan RANGKUMAN/RINGKASAN
3. Pelajari lebih dalam lagi tentang MEMBACA EKSTENSIF dan INTENSIF
4. Pelajari lebih dalam lagi tentang BENTUK TULISAN: NARATIF (menjelaskan), DESKRIPTIF (menggambarkan), ARGUMENTATIF (menjelaskan dengan alasan/opini), PERSUASIF (merayu seperti kalimat iklan).
5. Pelajari lebih dalam lagi tentang PERBEDAAN NOVEL dengan DRAMA
6. Pelajari lebih dalam lagi tentang DISKUSI
1. KONFLIK DALAM DRAMA/NOVEL: Pertentangan atau ketegangan atau perang atas suatu masalah.
2. MACAM KONFLIK, SETIDAKNYA ADA 2 :
a. KONFLIK BATIN: konflik yang terjadi pada seorang tokoh yang konfliknya bersumber dari dirinya sendiri. Konflik yang terbangun karena pada beda pendapat antara hati dengan pikirannya terhadap suatu masalah.
b. KONFLIK LAHIR: konflik ini kebalikan dari konflik batin, yakni konflik yang terbangun karena si tokoh bertentangan prinsip/pendapat dengan tokoh lain, bukan dengan dirinya sendiri.
3. UNSUR PEMBANGUN DALAM KARYA SASTRA:
a. UNSUR INTRINSIK/UNSUR DALAM: (1) tema, (2) alur/plot, (3) tokoh/penokohan, (4) latar (tempat, waktu, suasana), dan (5) amanat/maksud cerita.
b. UNSUR EKTRINSIK/UNSUR LUAR: (1) sang penulis/pengarang, (2) latar belakang penulis (ekonomi, politik, pendidikan, dll), (3) situasi zaman.
4. TEMA: Tema bukanlah judul. Tema adalah inti, pokok, gagasan yang melandasi seluruh cerita. Atau semangat yang hendak disampaikan sebuah cerita kepada pembacanya. Misal, novel “Negeri 5 Menara” adalah novel yang mengusung tema tentang pentingnya pendidikan dan motivasi meraih cita-cita.
5. TOKOH/PENOKOHAN: Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita. Tokoh-tokoh ini biasanya memiliki berbagai karakter atau watak dengan perilaku yang membuat suatu cerita berkembang.
6. TOKOH, BERDASAR PERANNYA TERBAGI 2:
a. TOKOH UTAMA: Tokoh yang menjadi pusat cerita. Biasanya mendapat porsi penceritaan yang lebih banyak dibanding tokoh-tokoh lainnya.
b. TOKOH PENDUKUNG: Tokoh-tokoh yang diceritakan utuk membantu berkembangnya cerita si tokoh utama. Bisanya, porsi penceritaannya sedikit.
7. TOKOH, BERDASAR WATAKNYA TERBAGI 2:
a. TOKOH PROTAGONIS: Wataknya baik.
b. TOKOH ANTAGONIS: Wataknya buruk atau jahat.
8. ALUR/PLOT: Rangkaian atau urutan peristiwa dalam cerita.
9. ALUR TERBAGI 3:
a. ALUR MAJU: Peristiwa cerita dimulai dari awal hingga akhir berjalan sesuai urutannya. Misal, seorang tokoh diceritakan dari mulai dia lahir, berkembang, hingga kematiannya.
b. ALUR MUNDUR/FLASH BACK: Peristiwa cerita dimulai dari masa kini, namun cerita berjalan ke masa lalunya.
c. ALUR MAJU-MUNDUR/ZIGZAG: Peristiwa cerita berjalan dimulai dari masa lalu, berjalan ke masa kini, lalu ke masa lalu lagi. Atau bisa juga sebaliknya. Yang jelas, peristiwa cerita terjalin secara bolak-balik. Novel “Negeri 5 Menara” termasuk menggunakan alur ini.
10. LATAR/SETING: Tempat, waktu, atau suasana yang ada dalam cerita.
11. LATAR/SETING TERBAGI 3:
a. LATAR TEMPAT: Tempat-tempat yang dijadikan dasar cerita: rumah, sekolah, kamar, pasar, bioskop, kelas, jalan raya, mal, dan masih banyak lagi.
b. LATAR WAKTU: Waktu-waktu yang dijadikan dasar cerita: nama hari, tanggal, jam, pagi, siang, sore, malam, dan seterusnya.
c. LATAR SUASANA: Suasana tempat atau keadaan tokoh yang saat tersebut dijadikan dasar cerita: mendung, cerah, hujan, sedang marah, gelisah, takut, berani, dan lain sebagainya.
12. AMANAT: Setiap cerita pasti memiliki amanat. Artinya, setiap cerita pasti memiliki sebuah harapan untuk pembacanya. Harapan-harapan ini adalah hal-hal yang ingin disampaikan oleh si pencerita/pengarang melalui inti cerita yang dibuatnya. Misal, novel “Negeri 5 Manara” mengamanatkan kepada pembaca agar terus berjuang meraih cita-cita meskipun dalam kondisi yang serba kekurangan, sebab cita-cita yang terus menerus diusahakan pasti akan menuai hasilnya dengan baik sesuai keinginan. Bahasa lainya: man jadda wajadda, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
MATERI KALIMAT
1. KALIMAT SANGGAHAN: Kalimat yang isinya digunakan untuk menyangkal pendapat orang lain. Tentu saja, penyangkalan harus tetap menggunakan bahasa yang sopan dan baik agar dialog/diskusi berjalan dengan saling menghargai.
2. CONTOH KALIMAT SANGGAHAN:
a. Pada dasarnya saya setuju dengan pendapat saudara/anda, namun akan lebih bijaksana jika kenaikan harga BBM ditunda terlebih dahulu hingga menemukan waktu yang pas untuk dinaikkan. (INI CONTOH KALIMAT PENYANGKALAN YANG BAIK)
b. Saya sama sekali tidak setuju dengan pendapat saudara/anda. Pendapat anda itu sangat aneh dan menjijikkan! (INI CONTOH KALIMAT PENYANGKALAN YANG KURANG BAIK)
3. PERGESERAN MAKNA KATA/KALIMAT: Beberapa makna kata/kalimat yang sering kita pakai, sadar atau tidak, sebenarnya banyak yang mengalami perubahan makna. Ada makna yang meluas, ada pula yang menyempit. Berikut penjelasannya:
a. MAKNA MELUAS: Makna kata/kalimat yang awalnya atau dahulu kata tersebut bermakna sempit namun seiring perkembangan zaman akhirnya kata tersebut berubah makna dan perubahannya menjadi lebih luas. Misal, kata “Ibu”, “Bapak”, “Kakak”, “Abang”, dll. Perhatikan, dahulu, kata “Ibu” digunakan sebagai sapaan hanya ditujukan kepada orang yang telah melahirkan kita saja yaitu ibu kandung kita. Namun kemudian artinya meluas. Coba saja perhatikan ketika siswa menyapa guru perempuannya pasti menggunakan kata “Ibu”, padahal guru perempuan itu bukan ibu kandungnya. Artinya, sekarang kata “Ibu” juga dipakai untuk menyapa orang lain yang bukan ibu kandung kita sendiri. Begitu juga dengan makna kata “Bapak”, “Abang”, “Adik”, dll. Terbayang atau mudah dipahami, kan?
b. MAKNA MENYEMPIT: Makna kata/kalimat yang awalnya atau dahulu bermakna lebih luas, namun seiring zaman kemudian makna kata tersebut menjadi terbatas pada hal-hal atau orang-orang tertentu saja. Misal, kata “Sarjana” dahulu dipakai atau disematkan untuk siapa pun yang dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang pandai atau cerdas ilmunya meskipun dia tidak sekolah atau tidak mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Namun sekarang, kata “Sarjana” malah bermakna sempit. Sebab kini “Sarjana” menjadi titel atau label bagi siapa saja yang hanya telah lulus kuliah S1 di perguruan tinggi. Terbayang atau mudah dipahami, kan?
MATERI PUISI
1. JENIS SASTRA TERBAGI 2: (a) PUISI, dan (b) PROSA.
2. JENIS PUISI ANTARA LAIN: puisi, sajak, syair, pantun, gurindam, mantra.
3. JENIS PROSA ANTARA LAIN: novel, novelet, cerpen, cerita mini, drama.
4. UNSUR POKOK DALAM PUISI: tema, diksi, rima, dan gaya bahasa.
5. TEMA dalam puisi: gagasan pokok yang hendak diungkapkan oleh sang penyair.
6. DIKSI: pilihan kata yang digunakan penyair. Kata-kata yang digunakan dlm puisi sering bersifat konotatif atau memiliki kemungkinan makna yang lebih dari satu dan puitis atau mempunyai efek keindahan.
7. RIMA: sering juga disebut sebagai sajak atau persamaan bunyi, baik pada awal, tengah, atau di akhir bait puisi. Paling sering sih biasanya di setiap akhir bait. Penggunaan rima ini biasanya untuk mendukung perasaan atau suasana hati.
8. GAYA BAHASA: unsur pilihan kata atau cara bertutur yang menjadikan puisi lebih terasa hidup dan menjelaskan gambaran angan.
9. CITRAAN dalam puisi: unsur yang menonjol dari fungsi panca indera kita saat kita membaca citraan dalam puisi tersebut.
10. CITRAAN dalam pusi terbagi 4:
a. CITRAAN PENGLIHATAN: gambaran puisi yang saat dibaca seolah-olah gambaran tersebut dapat kita lihat secara jelas. Dalam kalimat-kalaimat tersebut yang paling menonjol gambarannya adalah gambaran penglihatan. Misal: bunga itu merekah saat pagi datang dengan semburat cahaya keemasan.
b. CITRAAN PENDENGARAN: gambaran yang terdapat dalam kalimat puisi tersebut seolah-olah kita mendengar dengan jelas suara-suara yang digambarkan oleh sang penyair. Misal: deru tank yang melintas di jalanan berbaur dengan letusan bedil dan teriakan para demonstran masih terngiang dalam ingatanku. Atau: Ping di atas pong, pong di atas ping.
c. CITRAAN PENCIUMAN: gambaran yang terdapat dalam kalimat puisi tersebut seolah-olah kita mencium dengan jelas bau-bauan yang digambarkan oleh sang penyair. Misal: Aku muntah. Betapa bau. Mayat-mayat terbakar. Semua terkapar.
d. CITRAAN PERASAAN: gambaran yang terdapat dalam kalimat puisi tersebut seolah-olah kita dapat merasakan suasana dengan jelas gambaran yang digambarkan oleh sang penyair. Misal: Angin turun. Perlahan. Merayap di tangan, leher, dan dadaku. Dingin tiada terkira.
11. BAHASA PUISI biasanya penuh dengan MAJAS/PERUMPAMAAN.
12. JENIS MAJAS/PERUMPAMAAN ada banyak, antara lain: personifikasi, metafora, hiperbola, ironi, perulangan.
13. MAJAS PERSONIFIKASI: perumpamaan yang mengumpamakan benda bukan manusia dijadikan seolah-olah dapat berlaku layaknya watak atau kebiasaan manusia. Misal: Ombak mencium bibir pantai. Penjelasannya: Ombak benda bukan manusia, tapi dibuat kalimatnya menjadi seolah-olah dapat berlaku seperti manusia, karena ditambahkan dengan kata “mencium”. Contoh lain: Daun kelapa itu melambai-lambai kepadaku.
14. MAJAS METAFORA: mengumpamakan sesuatu (orang atau bukan orang) dengan sifat atau julukannya. Misal: Raja hutan meraung-raung mencari mangsanya. Penjelasan: “Raja hutan” adalah perumpamaan dari sifat atau julukan kepada “singa” karena “singa” sering dianggap sebagai penguasa hutan. Contoh lain: Setan Merah akhirnya memenangkan pertandingan 2-0 saat melawan Si Nyonya Besar. (Setan Merah = julukan klub sepak bola Manchaster United dan Si Nyonya Besar = julukan klub sepakbola Juventus).
15. MAJAS IRONI: pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Misal: Bagus sekali nilai rapotmu, kawan, sampai-sampai banyak merahnya.
16. MAJAS HIPERBOLA: penyataan yang sengaja dilebih-lebihkan. Misal: Tabunganku sudah segunung. Atau: Tangannya bengkak sebesar gajah bunting. Dll.
17. MAJAS PERULANGAN: mengulang huruf depan atau belakang pada kata-kata kata yang terdapat pada satu bait. Misal: kau keraskan kalbunya. Atau: Mati api di dalam hati.
18. UNGKAPAN: gabungan dua kata dalam sebuah kalimat yang mempunyai makna baru. Misal: Jantung hati datanglah kemari. Penjelasan: di sana terdapat kata “jantung” dan “hati”. Sewaktu belum digabung, masing-masing punya makna sendiri-sendiri, tapi ketika digabung, dua kata tersebut jadi memiliki makna yang baru. Jantung+hati = kekasih atau seseorang yang disayangi.
MATERI BERITA
1. BERITA TERBAGI 2 BENTUK: HARD NEWS dan FEATURE.
2. HARD NEWS: berita yang disusun hanya sesuai pokok beritanya saja. Artinya, berita dibuat ketat hanya seputar 5W1H saja. Tidak dibuat seperti cerita dan tidak mementingkan unsur perasaan atau suasana.
3. FEATURE: kebalikan dari HARD NEWS: berita yang disusun dengan memasukkan unsur cerita secara detil dan memasukkan juga unsur perasaan dan suasana di tempat peristiwa. Berita seperti ini dibuat mirip sekali dengan sebuah cerita. Misalnya, berita tentang perjalanan pariwisata.
4. Ada juga berita yang disajikan dalam bentuk PETUNJUK. Misalnya, berita tentang disain atau tata letak sebuah rumah, cara mengolah/membuat suatu makanan, atau cara menyajikan sesuatu secara detil dan bertahap.
5. Pelajari lebih dalam lagi tentang 5W1H (what/apa, where/di mana, when/kapan, why/mengapa, who/siapa, dan how/bagaimana).
6. Pelajari lebih dalam lagi tentang perbandingan dua berita.
MATERI LAIN-LAIN
1. Pelajari lebih dalam lagi tentang PENULISAN HURUF KAPITAL yang benar (nama sapaan, nama orang, nama jalan, tingkat jabatan, nama tempat, nama hari/bulan, letak geografis, dll). Contoh yang betul dalam kalimat: “Saya lupa, Bu. Maafkan saya.”
2. Pelajari lebih dalam lagi tentang RESENSI dan RANGKUMAN/RINGKASAN
3. Pelajari lebih dalam lagi tentang MEMBACA EKSTENSIF dan INTENSIF
4. Pelajari lebih dalam lagi tentang BENTUK TULISAN: NARATIF (menjelaskan), DESKRIPTIF (menggambarkan), ARGUMENTATIF (menjelaskan dengan alasan/opini), PERSUASIF (merayu seperti kalimat iklan).
5. Pelajari lebih dalam lagi tentang PERBEDAAN NOVEL dengan DRAMA
6. Pelajari lebih dalam lagi tentang DISKUSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar